Hokum ohm ( konduktor dan isolator )
Kompotensi:
Setelah nelakukan percobaan ini, mahasiswa mampu menentukan
hubungan empiris anatara tegangan listrik dengan kuat arus listrik untuk suatu
konduktor listrik, serta dapat membandingkan metode-metode pengukuran hambatan
listrik suatu konduktor listrik.
Indicator:
Setelah melakukan eksperimen ini, mahasiswa diharapkan
mampu:
1. Membuat
kurva karakteristik resistor dari data yang diperoleh.
2. Menghitung
besar hambatan resistor yang digunakan dalam eksperimen dan membandingkan
nilainya dengan nilai yang tertera pada badan resistor.
3. Menentukan
resistansi sebuah resistor yang tidak diketahui nilainya.
4. Menjelaskan
hasil eksperimen yang dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
dalam ilmu fisika.
Rumusan masalah
1. Apa
pengertian konduktor?
2. Apa
pengertian dari isolator
3. Bagaimana
cara menghitung besar hambatan ?
Tujuan:
1. Untuk
menentukan resistansi sebuah resistor yang tidak diketahui nilainya.
2. untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu fisika.
Alat dan bahan
1. Catu
daya/baterai
2. Voltmeter
DC
3. Amperemeter
DC
4. Hambatan
5. Kabel
penghubung.
Dasar teori
Kerapatan arus J pada suatu konduktor bergantung pada medan
listrik E dan sifat-sifat konduktor tersebut. Secara umum ketergantungan ini
sangat kompleks, tetapi untuk beberapa material, terutama logam pada
temperature tertentu, J hamper berbanding lurus dengan E, dan rasio besar E dan
J tetap.hubungan ini disebut hukum OHM. E=@J
Jika besarnya kerapatan arus J dan medan listrik itu homogen
diseluruh konduktor, maka arus total I=JA, dan selisi potensial V di antara
ujung-ujung itu adalah V=EL.
Sehingga dapat diperoleh hubungan sbagai berikut.sebuah
material sebagai rasio dari besarnya medan listrik dan kerapatan arus kita
definisikan resistivitas p.semakin besar resisivitas, semakin besar pula medan
yang diperlukan untuk menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan, atau semakin kecil pula
kerapatan arus yang di sebabkan oleh sebuah medan yang diberikan. Satuan SI
untuk p adalah Ω’m. kebalikan
resistivitas adalah konduktivitas. Satuannya adalah (Ω’m)-1. Konduktor listrik yang baik mempunyai
konduktivitas yang lebih besar dari pada isolator. Konduktivitas adalah analogi
listrik langsung dari konduktivitas termal.
Referensi:
-
Fisika jilid 2 ; halliday dan resnick
-
Seri fisika dasar ; listrik magnet dan
trmodinamika
-
Fisika universitas jilid 2; hugh young dan roger
fredman
-
Penuntun praktikum fisika dasar 2.
Prosedur kerja
1. Menyusunlah
rangnkaian seperti pada gambar, untuk nilai hambatan yang diketahui.
2. Mengatur
tombol volt Adj dan current Adj pada catu daya supaya terbaca tegangan keluaran
sekitar 5v dan arus 0,5A pada voltmeter dan amperemeter pada catu daya.
3. Mengatur
tombol volt Adj, sehingga pembacaan pada amperemeter sebesar 10 Am. Baca
pembacaan pada voltmeter, kemudian catat hasil pembacaan tersebut pada table
3.1.
4. Mengulangi
langkah ke tiga sehingga pembacaan pada amperemeter mejadi 20 Am, 30 Am, dan
seterusnya hingga 100 Am.
5. Ulangi
langkah pertama sampai langkah ke empat untuk rangkaian seperti tampak pada
gambar.
6. Ulangi
lanngkah pertama sampai ke lima untuk nilai hambatan yang tidak di ketahui.
Tugas
pendahuluan..
Sebuah
spiker dihubungkan dengan tembaga yang memiliki panjang 40 m,:
a. Berapa
diameter tembaga yang harus digunakan agar hambatan lebih kecil 0,2 perkawat
b. Jika
arus setiap spiker adalah 6,0 A berapa penurunan tegangan yang melalui kawat?
Jawab.
3. Bahan
yang pempengaruh dalam menghantarkan arus listrik yakni hambatan, jenis
hambatan, panjang dan luas penampang.
Analisis
tugas akhir
1. Pola-pola
resonansinyang beruruta sewaktu
frekuensi diperbesar yaitu semakin besar frekuensinya maka semakin
banyak jumlah gelombang yang dihasilkan. Dan hambatannya se,semakin kecil.
2. Ketergantungan
bentuk-bentuk gelombang ppadadawai yaitu, semakin panjang dawai yang digunakan
maka bentuk gelombang akan semakin besar dan jumlah gelombang makin sedikit.
Gelombang yang merambat dengan panjang yang tetap teriterfrensi dengan
gelombang yang dipantulkan dari ujung yang lainnya dam merambat kembali dengan
arah yang berlawanan.
3. Untuk
gelombang berdiri, maka panjang dawai T sama dengan setengah panjang gelombang
untuk harmonic pertama, dua kali setengah panjang gelombang untuk harmonic
kedua dan seterusnya. Demikian hubungan X dan N secara empiris. Untuk untuk
harminik ke-n=
4. Untuk
nada dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar